Sebagai seorang yg dilahirkan di Kediri (sebuah kota di Jawa Timur), serta besar di Kediri tentu saya punya ikatan emosial dan sentiment ‘kedaerahan’ dengan kota saya tersebut. Apakah disebut primordial? Hmm..entahlah yg jelas saya mencintai kota tempat kelahiran saya dan ada kebanggaan tersendiri jika ada simbol2 kedaerahan yg bisa terangkat di pentas nasional, tak terkecuali dalam urusan olahraga, dimana sepakbola sebagai salah satu olahraga yang paling diminati oleh sebagian besar rakyat Indonesia, kota Kediri bisa ikut mewarnai didalamnya. Yak dengan hadirnya Persik Kediri di pentas nasional di kasta tertinggi sepakbola tanah air, Indonesian Super League (ISL), membawa kebanggaan tersendiri bagi warga Kediri yg tersebar di seantero Indonesia.
Persik pernah dua kali menjuarai liga Indonesia dan beberapa kali menjuarai piala gubernur jawa timur serta pernah berkiprah di liga champion asia yg bahkan dalam salah satu pertandingannya pernah mengalahkan Sidney United Australia.
Namun di ISL 2010 ini, kekuatan persik tidak seperti tahun2 sebelumnya dimana ketika itu persik diperkuat oleh pemain2 berkualitas (untuk standard liga Indonesia) seperti Christian Gonzales, Danilo Fernando, Ronald Fagundez, Budi Sudarsono, Markuz Horison dsb, serta ditangani oleh pelatih yg tepat serta dukungan dana yg cukup berlimpah. Persik kini berjalan compang-camping di kancah ISL, peringkatnya di ajang paling bergengsi di persepakbolaan tanah air itu nyaris selalu berkutat di zona degradasi. Kalau tidak segera dibenahi bisa2 persik akan benar2 terlempar ke divisi utama, dan akan sulit untuk kembali ke ISL.
Pada beberapa pertandingan terakhirpun persik sangat menurun kualitas permainannya, bahkan dikandang sendiri sekalipun persik kesulitan menundukkan lawan2nya, hingga kerap bermain imbang bahkan kadang menelan kekalahan. So..ada apa dgn Persik? Persik yg dulu dgn segala kebesarannya yg membuat lawan gentar kini bak macan sempoyongan. Nampaknya manajemen tim perlu dirubah dgn seharusnya mulai berani meregenerasi pemain dgn para pemain muda, serta harus menghilangkan pattern membintangkan pemainnya, sepakbola adalah permainan tim,sehingga bermainnya pun harus mengandalkan kerjasama, sehingga bila sewaktu2 si pemain yg dianggap bintang tersebut cedera atau sdh tidak membela lagi di persik, permainan secara keseluruhan tidak terganggu, karena tidak tergantung pada satu atau dua pemain yg dibintangkan.
Para supporter, yg merupakan bagian integral dr sebuah klub, mulailah memberikan dukungan secara arif dan sportif, maksudnya jangan mencaci maki pemain dan pelatih apabila persik kalah, kalau memang tim lawan lebih bagus kenapa tidak kita akui kalau memang kita kalah tanpa alasan yg macam2. Dan bersikaplah sportif yg dewasa jangan menunjukkan perilaku yg kekanak2an dgn mempertontonkan adegan lempar,bakar, dan yg sejenis itu.
Apapun hasilnya sepakbola hanya sekedar permainan, don’t take it seriously. Perlakuan supporter yg anarkis dan tak sportif malah akan membawa beban tersendiri bagi para pemain, dan itu bisa berimbas pada permainan mereka.
Persik pernah dua kali menjuarai liga Indonesia dan beberapa kali menjuarai piala gubernur jawa timur serta pernah berkiprah di liga champion asia yg bahkan dalam salah satu pertandingannya pernah mengalahkan Sidney United Australia.
Namun di ISL 2010 ini, kekuatan persik tidak seperti tahun2 sebelumnya dimana ketika itu persik diperkuat oleh pemain2 berkualitas (untuk standard liga Indonesia) seperti Christian Gonzales, Danilo Fernando, Ronald Fagundez, Budi Sudarsono, Markuz Horison dsb, serta ditangani oleh pelatih yg tepat serta dukungan dana yg cukup berlimpah. Persik kini berjalan compang-camping di kancah ISL, peringkatnya di ajang paling bergengsi di persepakbolaan tanah air itu nyaris selalu berkutat di zona degradasi. Kalau tidak segera dibenahi bisa2 persik akan benar2 terlempar ke divisi utama, dan akan sulit untuk kembali ke ISL.
Pada beberapa pertandingan terakhirpun persik sangat menurun kualitas permainannya, bahkan dikandang sendiri sekalipun persik kesulitan menundukkan lawan2nya, hingga kerap bermain imbang bahkan kadang menelan kekalahan. So..ada apa dgn Persik? Persik yg dulu dgn segala kebesarannya yg membuat lawan gentar kini bak macan sempoyongan. Nampaknya manajemen tim perlu dirubah dgn seharusnya mulai berani meregenerasi pemain dgn para pemain muda, serta harus menghilangkan pattern membintangkan pemainnya, sepakbola adalah permainan tim,sehingga bermainnya pun harus mengandalkan kerjasama, sehingga bila sewaktu2 si pemain yg dianggap bintang tersebut cedera atau sdh tidak membela lagi di persik, permainan secara keseluruhan tidak terganggu, karena tidak tergantung pada satu atau dua pemain yg dibintangkan.
Para supporter, yg merupakan bagian integral dr sebuah klub, mulailah memberikan dukungan secara arif dan sportif, maksudnya jangan mencaci maki pemain dan pelatih apabila persik kalah, kalau memang tim lawan lebih bagus kenapa tidak kita akui kalau memang kita kalah tanpa alasan yg macam2. Dan bersikaplah sportif yg dewasa jangan menunjukkan perilaku yg kekanak2an dgn mempertontonkan adegan lempar,bakar, dan yg sejenis itu.
Apapun hasilnya sepakbola hanya sekedar permainan, don’t take it seriously. Perlakuan supporter yg anarkis dan tak sportif malah akan membawa beban tersendiri bagi para pemain, dan itu bisa berimbas pada permainan mereka.
So…jadilah penonton yg baik. Dan Persik kami nanti kiprahmu nanti apakah bisa selamat dari jurang degradasi dan terlempar ke lembah kelas dua?
very appreciate if it is not anonymous