Dukungan Kita untuk Film kita

Poster Film AADC
Seperti halnya dengan dunia music kita yang bisa mendominasi music di negeri jiran, begitu juga dengan film kita yg juga sdh merambah jagad perfilman Malaysia, Singapura, dan Brunei. Dimulai ketika kesuksesan film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) sukses menghentak dunia perfilman tanah air yang menjadi tonggak kebangkitan industry perfilman Indonesia, kemudian merambah kesuksesannya di negeri jiran yg mendapat sambutan yg luar biasa di sana.
Sejak kesuksesan AADC itulah berbondong-bondong film kita masuk pasar disana, termasuk film Berbagi Suami, Hearts, Ayat-ayat Cinta, Rumah Dara (hanya di Singapore dgn judul Macabre) dll termasuk banyak film horror jenis pocong dan kuntilanak.
Kata orang malah menyebut Jakarta adalah Hollywoodnya asia tenggara hehe..meski kenyatannya masih jauh panggang dari api mengingat banyak film kelas B alias film kancut yg diproduksi di tanah air macam film2 horor yang semi porno atau film komedi porno yg jayus bin garing abis. Film2 yg benar2 berkualitas bisa dihitung dengan jari setiap tahunnya. Kalaupun bukan bergenre horpor (horror porno) atau kompor (komedi porno) film model drama romantic masih banyak menampilkan acting yg lemah dan adegan yg lebay serta scenario yg asal serta sinematografy yg amburadul. Hai man..jaman sekarang tak perlu adegan menye2 alias termehek2 mewek nangis2 terisak2 untuk sekedar menarik simpati penonton..no no like that..film seharusnya bukan sinetron kacangan euy…


Penonton kita pun harusnya jg semakin bertambah dewasa dan lebih smart lagi dalam memutuskan film berkualitas apa yang akan mereka tonton, penonton skrg sudah saatnya bisa mengapresiasi film yg benar2 bermutu yg tidak sekedar menonjolkan aurat pemainnya saja. So nanti diharapkan bila ada film2 kelas cemen akan tidak laku di pasaran karena selera penonton sdh tinggi yang tidak mau begitu saja dijejali dgn film2 sampah.

Para sutradaran dan filmmaker pliss mulailah belajar untuk membuat film yg mendidik dan benar2 menonjolkan acting yg bagus, dialog yg natural, set proprti yg pas, alur cerita yg keren, plot yg ga mudah ditebak, kostum dan make up yg pas, efek yang bener2 logis, ide cerita yg luas, scoring film yg orisinil, detil dan editing yg dikerjakan dgn serius dan cermat. But..semuanya butuh proses mengingat perfilman kita masih seumur anak playgroup, namun jangan hal ini dijadikan pembenaran, industry perfilman bukan sekedar berorientasi pada uang tapi juga punya kewajiban untuk mencerdaskan bangsa bukan malah merendahkan IQ penontonnya.
0 Responses

very appreciate if it is not anonymous